
Pwgi.online – Sidareja, 29 Januari 2025 – Peneguhan pendeta yang dilaksanakan di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Sidareja pada Rabu lalu bukan sekadar ritual keagamaan biasa. Acara tersebut menandai langkah berani yang mematahkan tradisi dalam pemilihan dan peneguhan pendeta. Di tengah kebiasaan gereja-gereja yang umumnya memilih pendeta dari lulusan sekolah teologi, GKJ Sidareja justru memanggil seorang pendeta yang telah berpengalaman sebagai pendeta jemaat di gereja lain.
Pdt. Yehuda Fajar Kristian Labeti, S.Si., M.Si. resmi diteguhkan sebagai pendeta ke-4 di GKJ Sidareja. Dalam khotbahnya ia membawa semangat baru dengan tema “Selalu Baru” yang diambil dari Kitab Ratapan 3:22-23. Tema ini menggambarkan pembaruan yang diharapkan mengiringi perjalanan gereja, meskipun tantangan dan kesulitan tetap ada, harapan baru selalu menyertai.
“Kasih setia Tuhan tiada habisnya, selalu baru setiap hari, seperti fajar yang tidak pernah terlambat bersinar, menyapa kita setiap hari,” ungkap Pdt. Yehuda dalam khotbahnya di depan jemaat mengenakan toga berwarna merah.
Awalnya, panitia pemanggilan pendeta GKJ Sidareja merencanakan memilih calon pendeta dari mahasiswa teologi yang baru lulus. Namun, Pdt. Handono Prasetyo Wardono, S.Si,, menjelaskan bahwa gereja membutuhkan seorang pendeta yang pengalaman dalam memimpin dan berkontribusi pada program gereja dan klasis.
“GKJ Sidareja telah berkembang pesat dan gereja membutuhkan seorang pendeta yang bisa cepat beradaptasi dengan dinamika yang ada. Seorang pendeta yang fresh graduate akan memerlukan waktu lebih lama dalam beradaptasi.,” jelas Pdt. Handono, yang juga dikenal sebagai musisi dan pencipta lagu.
Lebih lanjut ia menyampaikan GKJ Sidareja berperan sebagai kantor Klasis Sidareja, jadi gereja membutuhkan pendeta yang tidak hanya memiliki pengetahuan teologis saja, tetapi juga pengalaman dalam memimpin gereja dan berkontribusi pada program-program klasikal. Inilah alasannya, mengapa dalam pemanggilan pendeta di GKJ Sidareja lebih cenderung memanggil yang sudah berjabatan pendeta.
Rencana memanggil pendeta berpengalaman tak lepas dari tantangan. Memindahkan seorang pendeta dari gereja lain berpotensi menimbulkan konflik, dan pendeta yang bersedia pindah biasanya sedang menghadapi permasalahan yang berat. Kabar baik datang di awal 2024, ada seorang pendeta yang berencana mengakhiri pelayanannya, bukan karena masalah moral atau etika, tetapi untuk penyegaran dalam pelayanan. Kabar ini membuka peluang bagi panitia mempertimbangkan kembali pilihan mereka.
Setelah melakukan penjajakan dengan berbagai pihak, termasuk Bapelklas Gunung Kidul dan Tim Pendamping GKJ Wiladeg, panitia akhirnya mendapat persetujuan tanpa ada dampak negatif yang signifikan. Dalam kesepakatan tersebut, GKJ Wiladeg bahkan sepakat menanggung 50% biaya WHT (Wisma Hari Tua) Pdt. Yehuda yang akan diserahkan pada saat peneguhannya nanti.

Sejak 2018, jemaat GKJ Sidareja telah menunjukkan komitmen besar dalam pembangunan gereja induk. Di tahun 2024, semangat serupa kembali dibangun guna mendukung program emeritasi dan pemanggilan pendeta. Jemaat diminta bersatu, memberikan dukungan dalam bentuk dana, tenaga, dan pikiran demi kelancaran proses ini.
Dalam sambutan yang disampaikan oleh Pdt. Rudiarto Budi Prasetyo, S.Th., mewakili Visitator Sinode GKJ. Ia berharap kehadiran Pdt. Yehuda dapat bersinergi dengan Pdt. Handono. Menciptakan kolaborasi yang kuat dalam pelayanan, dan memberi warna baru dalam kehidupan gereja di Sidareja. Kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan pelayanan yang lebih terarah, merata, dan berkesinambungan.
Sementara itu dalam sambutannya, Bupati Cilacap terpilih, Dr. Syamsul Aulia Rahman, S.STP, M.Si, juga menyampaikan refleksi tentang makna “second wind”, tulisan dari Pdt. Yehuda. Manusia akan mendapatkan kekuatan baru setelah kelelahan. Bupati Cilacap terpilih mengajak seluruh jemaat untuk yakin bahwa setiap ujian yang diberikan Tuhan adalah sesuatu yang bisa diselesaikan oleh umat-Nya, karena Tuhan tidak akan memberi ujian di luar kemampuan mereka.
Kebahagiaan jemaat GKJ Sidareja rupanya tidak hanya diraskan dalam peneguhan Pdt. Yehuda, tetapi juga dalam peresmian gedung baru gereja yang menjadi simbol semangat pembaruan. Harapan yang tumbuh adalah agar dengan adanya pendeta baru, pelayanan gereja semakin terfokus, efektif, dan berdampak bagi setiap jemaat.
Melalui semangat persekutuan yang semakin kokoh, GKJ Sidareja siap menyongsong harapan-harapan baru dalam perjalanan iman, mewujudkan kasih Tuhan yang tak terbatas. (sugeng ph/red)